PERADABAN ISLAM PERIODE DINASTI ABBASIYAH

 

PERADABAN ISLAM PERIODE 

DINASTI ABBASIYAH




PERKEMBANGAN DAN PERADABAN ISLAM PERIODE DINASTI ABBASIYAH

Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang berkuasa di dunia Islam dari tahun 750 M hingga 1258 M. Dinasti ini didirikan oleh Abdullah al-Saffah, salah satu keturunan Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW.

Dinamakan Bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas (Bani Abbas), paman Nabi Muhammad SAW.

Pada masa Dinasti Abbasiyah, peradaban Islam mengalami kemajuan yang pesat di berbagai bidang, baik itu ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Kemajuan peradaban Islam pada masa Abbasiyah ini sering disebut sebagai Zaman Keemasan Islam.

Faktor-faktor yang mendorong kemajuan peradaban Islam pada masa Abbasiyah

Ada beberapa faktor yang mendorong kemajuan peradaban Islam pada masa Abbasiyah, antara lain:

  • Pemerintahan yang stabil

Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, wilayah kekuasaan Islam sangat luas dan stabil. Hal ini memberikan kesempatan bagi para ilmuwan dan cendekiawan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban.

  • Toleransi beragama

Pada masa Dinasti Abbasiyah, umat Islam hidup berdampingan dengan umat beragama lain, seperti Kristen, Yahudi, dan Zoroastrianisme. Hal ini menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.

  • Pengaruh pemikiran Yunani

Pada masa Dinasti Abbasiyah, para ilmuwan dan cendekiawan Islam melakukan penerjemahan buku-buku ilmiah dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Hal ini membawa pengaruh besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam.

Kemajuan peradaban Islam pada masa Abbasiyah

Peradaban Islam pada masa Abbasiyah mengalami kemajuan yang pesat di berbagai bidang, antara lain:

  •  Kemajuan Ilmu Pengetahuan

Pada masa Dinasti Abbasiyah, terjadi kemajuan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan. Kemajuan ini ditandai dengan berdirinya berbagai lembaga pendidikan, seperti perpustakaan, akademi, dan universitas. Lembaga-lembaga ini menjadi pusat kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dari berbagai bidang, seperti filsafat, ilmu alam, matematika, kedokteran, dan astronomi.

Berikut adalah beberapa tokoh ilmuwan muslim yang berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Abbasiyah:

  • Jabir bin Hayyan (721-805 M), ahli kimia yang dikenal sebagai bapak kimia modern.
  • Al-Kindi (801-873 M), ahli filsafat, ilmuwan, dan astronom.
  • Al-Farabi (872-950 M), ahli filsafat, ilmuwan, dan musik.
  • Ibnu Sina (980-1037 M), ahli kedokteran yang dikenal sebagai bapak kedokteran modern.
  • Al-Khawarizmi (780-850 M), ahli matematika, astronomi, dan geografi.
  • Ibnu Rusyd (1126-1198 M), ahli filsafat, ilmuwan, dan hukum.

 

  • Politik

Pada masa Dinasti Abbasiyah, Baghdad menjadi pusat pemerintahan dan peradaban Islam. Kota ini menjadi pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan dunia.

  • Ekonomi

Pada masa Dinasti Abbasiyah, perekonomian Islam berkembang pesat. Perdagangan antarbangsa semakin ramai dan perekonomian Islam menjadi salah satu yang terkuat di dunia.

  • Sosial budaya

Pada masa Dinasti Abbasiyah, terjadi perkembangan pesat dalam bidang seni, arsitektur, dan sastra.

 

KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN DINASTI ABBASIYAH

Kemunduran dan kehancuran Dinasti Abbasiyah disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi:

  • Luasnya wilayah kekuasaan. Wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah pada masa kejayaannya meliputi Afrika, Asia Barat, dan Asia Tengah. Luasnya wilayah ini membuat pemerintah pusat sulit untuk mengontrol daerah-daerah jajahannya.
  • Persaingan antar bangsa. Dinasti Abbasiyah terdiri dari berbagai bangsa dengan budaya dan bahasa yang berbeda. Hal ini menyebabkan munculnya persaingan antar bangsa yang dapat melemahkan kesatuan dinasti.
  • Kemerosotan ekonomi. Pada akhir abad ke-9 M, perekonomian Dinasti Abbasiyah mulai mengalami kemerosotan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kerusakan jaringan irigasi, pergeseran jalur perdagangan, dan serangan dari musuh.
  • Konflik keagamaan. Munculnya aliran-aliran sesat dan fanatisme keagamaan turut melemahkan Dinasti Abbasiyah.
  • Lemahnya khalifah. Beberapa khalifah Abbasiyah yang lemah dan tidak cakap memerintah turut mempercepat kemunduran dinasti.

Faktor eksternal meliputi:

  • Perang salib. Perang salib yang berlangsung selama dua abad (1096-1291 M) telah menguras banyak sumber daya dan tenaga manusia Dinasti Abbasiyah.
  • Serangan tentara Mongol. Pada abad ke-13 M, Dinasti Abbasiyah diserang oleh tentara Mongol. Serangan ini menghancurkan kota-kota besar dan pusat-pusat peradaban Islam.

Kehancuran Dinasti Abbasiyah terjadi pada tahun 1258 M, ketika tentara Mongol berhasil merebut kota Baghdad. Kehancuran Dinasti Abbasiyah menandai berakhirnya zaman keemasan Islam.

Berikut adalah dampak kemunduran dan kehancuran Dinasti Abbasiyah terhadap dunia Islam kontemporer:

  • Munculnya dinasti-dinasti kecil. Setelah runtuhnya Dinasti Abbasiyah, muncul berbagai dinasti kecil di berbagai wilayah dunia Islam. Hal ini menyebabkan munculnya berbagai aliran pemikiran dan gerakan keagamaan yang berbeda.
  • Kemunduran di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dinasti Abbasiyah dikenal sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah runtuhnya dinasti ini, terjadi kemunduran di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam.
  • Perpecahan umat Islam. Kehancuran Dinasti Abbasiyah turut melemahkan kesatuan umat Islam. Hal ini menyebabkan umat Islam mudah dipecah belah oleh kekuatan-kekuatan luar.

 

PERBANDINGAN ANTARA DINASTI UMAYYAH DAN DINASTI ABBASIYAH

1. Asal Usul dan Kekuasaan

  • Dinasti Umayyah: Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 661 M. Pusat kekuasaan mereka berada di Damaskus, Suriah.
  • Dinasti Abbasiyah: Dinasti Abbasiyah menggulingkan Dinasti Umayyah pada tahun 750 M. Pusat kekuasaan mereka berada di Baghdad, Irak.

2. Kebijakan Politik

  • Dinasti Umayyah: Dinasti Umayyah menerapkan kebijakan yang lebih menguntungkan orang-orang Arab dan klan Quraisy. Mereka juga menerapkan sistem monarki yang otoriter.
  • Dinasti Abbasiyah: Dinasti Abbasiyah berusaha untuk memperluas basis kekuasaan mereka dengan mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif. Mereka mencoba untuk memperoleh dukungan dari berbagai kelompok etnis dan suku di dalam kekhalifahan.

3. Kebijakan Ekonomi

  • Dinasti Umayyah: Dinasti Umayyah menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih menguntungkan kaum elit dan kelompok Arab. Mereka mengumpulkan kekayaan melalui perluasan wilayah kekhalifahan dan mengenakan pajak yang tinggi kepada non-Arab.
  • Dinasti Abbasiyah: Dinasti Abbasiyah menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih adil dan merata. Mereka mengurangi pajak yang tinggi dan memperluas perdagangan dengan negara-negara lain. Mereka juga memperkenalkan uang kertas sebagai alat pembayaran yang lebih praktis.

4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

  • Dinasti Umayyah: Dinasti Umayyah kurang fokus pada perkembangan ilmu pengetahuan dan lebih mengutamakan kepentingan politik dan militer.
  • Dinasti Abbasiyah: Dinasti Abbasiyah sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Mereka menerjemahkan banyak karya ilmiah dari peradaban Yunani dan Persia ke dalam bahasa Arab, dan mendirikan perpustakaan besar seperti Baitul Hikmah di Baghdad.

5. Pengaruh Budaya

  • Dinasti Umayyah: Dinasti Umayyah lebih dipengaruhi oleh budaya Arab dan Islam Sunni yang konservatif.
  • Dinasti Abbasiyah: Dinasti Abbasiyah lebih terbuka terhadap pengaruh budaya Persia dan mempromosikan kebebasan beragama. Mereka juga mendukung perkembangan seni, sastra, dan arsitektur Islam.

6. Perkembangan

  • Dinasti Umayyah: Lebih fokus pada perluasan wilayah kekuasaan.
  • Dinasti Abbasiyah: Lebih fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam.

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERADABAN ISLAM PERIODE KHULAFA`AR-RASYIDIN

PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD I