PERADABAN ISLAM PERIODE DINASTI - DINASTI KECIL
PERADABAN ISLAM PERIODE DINASTI - DINASTI KECIL
DINASTI FATHIMIYAH
Dinasti Fathimiyah adalah sebuah
dinasti yang berkuasa di Afrika Utara dan Timur Tengah dari tahun 909 hingga
1171 . Dinasti ini didirikan oleh Sa'id ibn Husayn setelah mengalahkan Dinasti
Aghlabiah di Sijilmasa Dinasti Fathimiyah merupakan dinasti Syiah dalam dunia
Islam yang mampu berdiri dan berdaulat di Afrika Utara.
Dinasti Fatimiyah didirikan
sebagai tandingan bagi Kekhalifahan Abbasiyah, yang merupakan dinasti Islam
Sunni yang berkuasa di Baghdad. Dinasti Fatimiyah berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya hingga ke Mesir pada tahun 969 M, dan menjadikan Kairo sebagai ibu
kotanya.
Pada masa pemerintahan Dinasti
Fatimiyah, Mesir mengalami kemajuan di berbagai bidang, termasuk bidang
politik, ekonomi, dan budaya. Dinasti Fatimiyah juga berhasil menyebarkan paham
Syi'ah Ismailiyah ke berbagai wilayah, termasuk ke Afrika Utara, Mesir, dan
Suriah.
Pada masa pemerintahan Dinasti
Fatimiyah, terdapat beberapa khalifah yang terkenal, yaitu:
- Ubaidillah al-Mahdi (909-934 M)
- Al-Qa'im bi-Amrillah (934-946 M)
- Al-Mansur bi-Nasrillah (946-953 M)
- Al-Mu'iz li-Dinillah (953-975 M)
- Al-Aziz bi-llah (975-996 M)
- Al-Hakim bi-Amrillah (996-1021 M)
- Al-Zahir li-Izaz Dinillah (1021-1036 M)
- Al-Mustansir bi-llah (1036-1094 M)
- Al-Mustali bi-llah (1094-1101 M)
- Al-Amir bi-Ahkam Allah (1101-1130 M)
- Al-Hafiz li-Dinillah (1130-1149 M)
- Al-Zafir bi-llah (1149-1154 M)
- Al-Faiz bi-llah (1154-1160 M)
- Al-Adhid (1160-1171 M)
Dinasti Fatimiyah runtuh pada
tahun 1171 M, setelah dikalahkan oleh Salahuddin Ayyubi, seorang panglima
Muslim Sunni.
Kontribusi Dinasti Fatimiyah
Dinasti Fatimiyah memiliki
beberapa kontribusi penting terhadap peradaban Islam, antara lain:
- Penyebaran paham Syi'ah Ismailiyah
Dinasti Fatimiyah berhasil
menyebarkan paham Syi'ah Ismailiyah ke berbagai wilayah, termasuk ke Afrika
Utara, Mesir, dan Suriah. Hal ini menjadi salah satu faktor penting dalam
perkembangan paham Syi'ah Ismailiyah di dunia Islam.
- Pembangunan infrastruktur
Dinasti Fatimiyah membangun
berbagai infrastruktur di wilayah kekuasaannya, termasuk masjid, madrasah, dan
rumah sakit. Hal ini menunjukkan kemajuan yang pesat di bidang pembangunan pada
masa Dinasti Fatimiyah.
- Pengembangan ilmu pengetahuan
Dinasti Fatimiyah memiliki
perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan. Dinasti ini mendirikan lembaga
pendidikan tinggi, yaitu Al-Azhar, yang menjadi salah satu pusat pendidikan
Islam terkemuka di dunia.
- Pelestarian budaya
Dinasti Fatimiyah berhasil
melestarikan budaya Islam di wilayah kekuasaannya. Dinasti ini membangun
berbagai bangunan bersejarah dan karya seni yang masih dapat dilihat hingga
saat ini.
Keruntuhan
Dinasti Fatimiyah runtuh pada
tahun 1171 M setelah dikalahkan oleh Salahuddin al-Ayyubi, seorang panglima
perang muslim Sunni. Salahuddin al-Ayyubi kemudian mendirikan Dinasti Ayyubiyah
di Mesir.
Kontribusi Dinasti Fatimiyah
Dinasti Fatimiyah memiliki beberapa
kontribusi penting terhadap peradaban Islam, antara lain:
- Penyebaran paham Syi'ah Ismailiyah di Afrika Utara
dan Mesir
- Toleransi terhadap penganut agama lain
- Pembangunan lembaga pendidikan tinggi, termasuk
Masjid Al-Azhar
- Pengembangan ilmu pengetahuan Islam
DINASTI AYYUBIYAH
Dinasti Ayyubiyah adalah sebuah
dinasti Muslim Sunni beretnis Kurdi yang didirikan oleh Salahuddin Ayyubi dan
berpusat di Mesir. Dinasti tersebut memerintah sebagian besar wilayah Timur
Tengah pada abad ke-12 dan ke-13.
Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh
Salahuddin Ayyubi pada tahun 1171, setelah berhasil menggulingkan Dinasti
Fatimiyah di Mesir. Salahuddin adalah seorang panglima perang Muslim yang
berhasil merebut kembali Kota Yerusalem dari tangan pasukan Salib pada tahun
1187.
Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah memerintah
wilayah yang luas, meliputi Mesir, Syria, Yaman, Iraq, dan Hijaz. Dinasti ini
dikenal sebagai salah satu dinasti Muslim paling kuat dan berpengaruh pada
masanya.
Kebijakan Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah menerapkan
kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat dan memajukan wilayah
kekuasaannya. Beberapa kebijakan tersebut antara lain:
- Membangun dan memperkuat infrastruktur, seperti
jalan, jembatan, dan bendungan.
- Meningkatkan perekonomian, dengan mengembangkan
perdagangan dan pertanian.
- Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
Perkembangan Peradaban Islam pada
Masa Dinasti Ayyubiyah
Pada masa Dinasti Ayyubiyah,
peradaban Islam mengalami perkembangan yang pesat di berbagai bidang, seperti
ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur. Beberapa tokoh penting yang muncul pada
masa ini antara lain:
- Ibnu Sina, seorang ilmuwan dan filsuf yang dikenal
sebagai "Bapak Kedokteran Modern".
- Ibnu Khaldun, seorang sejarawan dan sosiolog yang
dikenal sebagai "Bapak Sosiologi Modern".
- Al-Farabi, seorang filsuf dan ilmuwan yang dikenal
sebagai "Guru Kedua".
- Imaduddin al-Isfahani, seorang penyair dan
sastrawan yang dikenal sebagai "Pangeran Sastra Arab".
Keruntuhan Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah mulai mengalami
kemunduran pada abad ke-13. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
serangan Mongol, perpecahan internal, dan persaingan dengan dinasti-dinasti
lain.
Dinasti Ayyubiyah akhirnya runtuh
pada tahun 1250, setelah Mamluk, sebuah dinasti militer Turki, menggulingkan
kekuasaannya.
Peninggalan Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah meninggalkan
berbagai peninggalan yang masih dapat dinikmati hingga saat ini, seperti:
- Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
- Masjid Agung Damaskus di Syria.
- Benteng Salahuddin di Cairo, Mesir.
- Istana Ayyubid di Aleppo, Syria.
DINASTI BUWAIH
Dinasti Buwaihi adalah sebuah
dinasti Muslim Syiah yang berkuasa di Persia dan Irak dari tahun 934 hingga
1055 M. Dinasti ini didirikan oleh Abu Syuja' Buwaih, seorang jenderal Persia
yang berasal dari Dailam, sebuah wilayah di sebelah barat laut Iran.
Berdirinya Dinasti Buwaihi
Abu Syuja' Buwaih awalnya
merupakan seorang tentara yang mengabdi kepada Dinasti Samaniyah, sebuah
dinasti Muslim Sunni yang berkuasa di Persia dan Transoxiana. Pada tahun 934,
Abu Syuja' berhasil mengalahkan pasukan Samaniyah di Dailam dan mendirikan dinasti
sendiri.
Pemerintahan Dinasti Buwaihi
Pada masa awal pemerintahannya,
Dinasti Buwaihi hanya berkuasa di wilayah Dailam. Namun, seiring berjalannya
waktu, dinasti ini berhasil memperluas wilayah kekuasaannya ke Persia, Irak,
dan bahkan Suriah.
Dinasti Buwaihi dikenal sebagai
dinasti yang kuat dan berpengaruh. Dinasti ini berhasil menyatukan wilayah
Persia dan Irak yang sebelumnya terbagi-bagi menjadi beberapa kekuasaan kecil.
Dinasti ini juga berhasil memajukan peradaban Islam di wilayah kekuasaannya.
Kebijakan Dinasti Buwaihi
Dinasti Buwaihi menerapkan
kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk memperkuat dan memajukan wilayah
kekuasaannya. Beberapa kebijakan tersebut antara lain:
- Membangun dan memperkuat infrastruktur, seperti
jalan, jembatan, dan bendungan.
- Meningkatkan perekonomian, dengan mengembangkan
perdagangan dan pertanian.
- Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
Perkembangan Peradaban Islam pada
Masa Dinasti Buwaihi
Pada masa Dinasti Buwaihi,
peradaban Islam mengalami perkembangan yang pesat di berbagai bidang, seperti
ilmu pengetahuan, seni, dan arsitektur. Beberapa tokoh penting yang muncul pada
masa ini antara lain:
- Ibnu Miskawaih, seorang filsuf dan ilmuwan yang
dikenal sebagai "Bapak Etika Islam".
- Abu Ali Sina, seorang ilmuwan dan filsuf yang
dikenal sebagai "Bapak Kedokteran Modern".
- Al-Farabi, seorang filsuf dan ilmuwan yang dikenal
sebagai "Guru Kedua".
- Abu Nuwas, seorang penyair dan sastrawan yang
dikenal sebagai "Raja Penyair Persia".
Keruntuhan Dinasti Buwaihi
Dinasti Buwaihi mulai mengalami
kemunduran pada abad ke-11. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
perpecahan internal, serangan dari Dinasti Saljuk, dan persaingan dengan
dinasti-dinasti lain.
Dinasti Buwaihi akhirnya runtuh
pada tahun 1055, setelah Dinasti Saljuk menggulingkan kekuasaannya.
Peninggalan Dinasti Buwaihi
Dinasti Buwaihi meninggalkan
berbagai peninggalan yang masih dapat dinikmati hingga saat ini, seperti:
- Masjid Agung Isfahan di Iran.
- Masjid Agung Baghdad di Irak.
- Benteng Buwaihi di Dailam, Iran.
- Istana Buwaihi di Ray, Iran.
Peninggalan-peninggalan tersebut
merupakan bukti sejarah dan peradaban Islam yang masih dapat kita saksikan
hingga saat ini.
Karakteristik Dinasti Buwaihi
Dinasti Buwaihi memiliki beberapa
karakteristik yang khas, antara lain:
- Dinasti ini didirikan oleh seorang jenderal Persia.
- Dinasti ini menganut aliran Syiah.
- Dinasti ini memerintah wilayah yang luas, meliputi
Persia, Irak, dan Suriah.
- Dinasti ini berhasil menyatukan wilayah Persia dan
Irak yang sebelumnya terbagi-bagi menjadi beberapa kekuasaan kecil.
- Dinasti ini berhasil memajukan peradaban Islam di
wilayah kekuasaannya.
Pengaruh Dinasti Buwaihi
Dinasti Buwaihi memiliki pengaruh
yang besar terhadap perkembangan Islam di wilayah Persia dan Irak. Dinasti ini
berhasil menyatukan wilayah Persia dan Irak yang sebelumnya terbagi-bagi
menjadi beberapa kekuasaan kecil. Dinasti ini juga berhasil memajukan peradaban
Islam di wilayah kekuasaannya.
Dinasti Buwaihi juga memiliki
pengaruh terhadap perkembangan Islam di dunia. Dinasti ini berhasil menyebarkan
ajaran Syiah ke wilayah-wilayah lain, seperti Suriah, Mesir, dan bahkan India.
DINASTI SALJUK
Dinasti Saljuk adalah sebuah
dinasti Islam yang pernah menguasai Asia Tengah dan Timur Tengah dari abad
ke-11 hingga abad ke-14. Mereka mendirikan kekaisaran Islam yang dikenal
sebagai Kekaisaran Seljuk Agung. Kekaisaran ini terbentang dari Anatolia hingga
ke Rantau Punjab di Asia Selatan. Dinasti Saljuk didirikan oleh Tugril Beg,
seorang jenderal Turki yang berhasil mengalahkan Dinasti Ghaznawiyah pada tahun
1037. Tugril Beg kemudian menyatakan diri sebagai sultan dan memproklamirkan
berdirinya dinasti Saljuk.
Pendiri Dinasti Saljuk
Dinasti Saljuk didirikan oleh
suku Oghuz Turki yang berasal dari Asia Tengah. Pendiri dinasti ini adalah Saljuk
bin Tuqaq (Dukak). Saljuk bin Tuqaq adalah seorang pemimpin suku Oghuz yang
memeluk agama Islam pada akhir abad ke-4 H/10 M. Ia dan pengikutnya kemudian
bermigrasi ke Transoksania, sebuah wilayah yang terletak di antara Asia Tengah
dan Iran.
Pemimpin Bani Saljuk
Berikut adalah beberapa pemimpin
Bani Saljuk yang terkenal:
- Tughril Beg (1038-1063) adalah sultan pertama
Dinasti Seljuk. Ia berhasil mengalahkan Dinasti Ghaznawiyah dan menguasai
wilayah tersebut. Tugril Beg juga berhasil mengontrol kekhalifahan
Abbasiyah pada tahun 447 H/1055 M.
- Alp Arselan (1063-1072) adalah putra dari
Tugril Beg. Ia berhasil mengalahkan Kekaisaran Bizantium dalam Pertempuran
Manzikert pada tahun 1071 M. Kemenangan ini membuka jalan bagi penaklukan
Anatolia oleh Dinasti Seljuk.
- Maliksyah I (1072-1092) adalah sultan terbesar
Dinasti Seljuk. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Seljuk hingga ke
Syam dan Mesir. Maliksyah I juga dikenal sebagai seorang pelindung seni
dan budaya.
Peninggalan Dinasti Saljuk
Dinasti Saljuk memiliki peran
penting dalam perkembangan Islam dan dunia. Beberapa peninggalan Dinasti Saljuk
antara lain:
- Masjid Agung Isfahan di Iran.
- Masjid Agung Baghdad di Irak.
- Masjid Agung Konya di Turki.
- Istana Saljuk di Konya, Turki.
Kemunduran Dinasti Saljuk
Dinasti Saljuk mulai mengalami
kemunduran pada abad ke-13. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain:
- Perang saudara
Dinasti Saljuk dilanda perang
saudara yang melemahkan kekuatannya.
- Serangan Mongol
Pada tahun 1258 M, Dinasti Mongol
menyerang dan menghancurkan Baghdad, ibu kota Kekhalifahan Abbasiyah. Hal ini
juga berdampak pada kemunduran Dinasti Seljuk.
Dinasti Saljuk akhirnya runtuh
pada abad ke-14. Namun, peninggalannya masih dapat dilihat hingga saat ini,
termasuk masjid, madrasah, dan rumah sakit yang dibangun oleh dinasti ini.
Komentar
Posting Komentar