WACANA FILOSOFIS KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM

 KOMPONEN-KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM


1. Hakikat Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang bertaqwa, berakhlak mulia, dan mampu menjalankan peran sebagai khalifah di bumi. Pendidikan Islam bertujuan untuk menghasilkan individu yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan amalan yang sesuai dengan ajaran Islam serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, tujuan pendidikan Islam juga meliputi pengembangan akal, rohani, dan jasmani secara seimbang serta pemberdayaan individu untuk menghadapi tantangan zaman. Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta peraturan-peraturan pemerintah yang terkait dengan pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat 1, disebutkan bahwa pendidikan bertujuan untuk meletakkan dasar: kecerdasan; pengetahuan; kepribadian; akhlak mulia; keterampilan untuk hidup mandiri; dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara umum, tujuan pendidikan di Indonesia sudah mencakup ranah perkembangan manusia, yaitu: afektif, kognitif, dan psikomotorik.

2. Hakikat Pendidikan

Hakikat pendidikan merujuk pada pemahaman menyeluruh tentang keberadaan manusia dalam konteks konsep-konsep pendidikan. Ini mencakup pemahaman tentang pendidikan dan ilmu pendidikan, pendidikan dan sekolah, serta pendidikan sebagai aktivitas sepanjang hayat.

a.) Pendidikan dan Ilmu Pendidikan: Pendidikan tidak hanya merupakan transfer pengetahuan, tetapi juga melibatkan pengembangan karakter, kemampuan, dan sikap. Ilmu pendidikan mempelajari proses, teori, dan praktek pendidikan untuk memahami bagaimana manusia belajar dan berkembang secara optimal.

b.) Pendidikan dan Sekolah: Sekolah merupakan salah satu institusi yang memfasilitasi proses pendidikan, tetapi pendidikan sendiri melampaui batas-batas sekolah. Pendekatan pendidikan holistik mengakui bahwa pembelajaran bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di dalam kelas.

c.) Pendidikan sebagai Aktivitas Sepanjang Hayat: Pendidikan bukan hanya terjadi di masa sekolah, tetapi merupakan proses yang berlangsung sepanjang kehidupan. Individu terus belajar dan mengembangkan diri mereka sepanjang hayat, baik melalui pengalaman, refleksi, maupun pembelajaran formal dan non-formal.

Pada hakikatnya, pendidikan adalah alat khas dan esensial bagi manusia. Ini digunakan untuk bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan, serta sebagai usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar yang memungkinkan peserta didik untuk aktif mengembangkan potensi diri mereka.

Komponen-komponen pendidikan, seperti tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, kurikulum, dan metode pembelajaran, semuanya saling terkait dan berfungsi bersama-sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang efektif. Tujuan pendidikan menjadi panduan dalam merancang kurikulum, memilih metode pembelajaran, dan mengevaluasi pencapaian peserta didik, sedangkan peran pendidik dan interaksi dengan peserta didik sangat memengaruhi efektivitas proses pembelajaran. Dengan memahami hakikat pendidikan, kita dapat menghargai pentingnya proses pendidikan sebagai bagian integral dari kehidupan manusia.

3. Sistem Pendidikan dalam Islam 

Dalam bahasa Arab pula terdapat beberapa kalimah yang merujuk kepada pendidikan.

a. Tarbiyyah (تربية):

Tarbiyyah adalah proses pembinaan dan pengembangan manusia secara holistik, termasuk aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual. Proses tarbiyyah bertujuan untuk membentuk individu yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan produktif dalam masyarakat.

b. Ta'lim (تعليم):

Ta'lim adalah proses pemberian pengetahuan dan keterampilan kepada individu. Ini melibatkan penyampaian informasi, pembelajaran, dan pengajaran. Ta'lim bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan siswa dalam berbagai bidang.

c. Ta'dib (تأديب):

Ta'dib merujuk pada proses pembentukan kepribadian dan perilaku yang baik. Ini termasuk pengajaran nilai-nilai moral, etika, serta norma-norma sosial. Tujuan ta'dib adalah membentuk individu yang sopan, disiplin, dan menghargai keberagaman budaya serta norma sosial.

Jadi, sistem pendidikan Islam merupakan suatu aturan dan komponen-komponen yang saling berkaitan serta berhubungan satu sama lain dalam melakukan pembelajaran dengan mengarah kepada pembentukan anak didik yang muslim serta dalam memperbaiki akhlak secara terstruktur dalam materi ajar supaya tercapai tujuan yang baik dan efektif sesuai dengan tujuan dari sekolah tersebut.

A. Komponen dalam Pendidikan Islam:

a.) Tujuan

Tujuan pendidikan Islam terkait erat dengan tujuan penciptaan manusia sebagai Khalifah Allah SWT dan sebagai Abdu Allah. Perincian tersebut diuraikan oleh banyak pakar pendidikan Islam, antara lain Atiyah al-Abrasyi yang mengemukakan aplikasi dari tujuan pendidikan Islam sebagai berikut:

a. Membantu pembentukan akhlak yang mulia.

b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

c. Menumbuhkan roh ilmiah.

d. Menyiapkan peserta didik dari segi profesional.

e. Persiapan untuk mencari rezeki.


b.) Pendidik (Guru)

Menurut Al-Nahlawi, beberapa karakteristik pendidik paripurna adalah sebagai berikut:

a. Memiliki watak dan sifat yang rabbani yang selalu tercermin dalam tujuan dan tingkah laku dalam mendidik.

b. Memiliki sifat sabar dalam mengajarkan ilmu pengetahuan, jujur, dan bertanggung jawab.

c. Selalu tanggap pada kondisi dan perkembangan dunia yang dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan, dan pola pikir anak didik.

d. Selalu berprilaku adil terhadap seluruh anak didik.


c.) Peserta Didik (Siswa)

Peserta didik merupakan "bahan mentah" dalam proses transformasi pendidikan, yang akan dididik sedemikian rupa sehingga menjadi manusia yang memiliki intelektualitas tinggi dan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, pendidik harus memahami karakteristik dari peserta didiknya, yaitu:

a. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa dan memiliki dunia sendiri, sehingga metode yang digunakan harus disesuaikan.

b. Peserta didik memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi semaksimal mungkin.

c. Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu lainnya, sehingga perlu perlakuan pendidikan yang berbeda pada setiap individunya.

d. Peserta didik merupakan subjek dan objek dalam pendidikan yang dapat aktif, kreatif, dan produktif.


d.) Kurikulum dan Materi

Kurikulum dan materi ajaran dalam agama Islam berlandaskan pada Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad dari para ulama. Kurikulum harus mengarah pada sumber utama dan sekunder dari ajaran agama Islam, yang menjadi tolok ukur dari pelaksanaan pendidikan Islam pada suatu lembaga pendidikan.


e.) Metode

Metode adalah seperangkat cara, jalan, dan teknik yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan pendidikan kepada peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam kurikulum. Metode pendidikan Islam tidak jauh berbeda dengan metode pendidikan umumnya, termasuk metode ceramah, diskusi, tanya jawab, eksperimen, demonstrasi, dan sebagainya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERADABAN ISLAM PERIODE KHULAFA`AR-RASYIDIN

PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD I

PERADABAN ISLAM PERIODE DINASTI ABBASIYAH