MANUSIA DALAM TINJAUAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

 

MANUSIA DALAM TINJAUAN FILSAFAT 

PENDIDIKAN ISLAM


a. Hakikat Manusia

Filsafat Pendidikan Islam memandang manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. yang memiliki kedudukan istimewa dan mulia dibandingkan makhluk lainnya. Keistimewaan ini didasarkan pada beberapa aspek, yaitu:

  • Fitrah: Manusia diciptakan dengan fitrah yang baik (QS. Ar-Rum: 30). Fitrah ini merupakan potensi dasar manusia yang mengarahkannya kepada kebaikan dan kebenaran.
  • Akal: Manusia dikaruniai akal untuk berpikir, bernalar, dan memahami kebenaran. Akal ini membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
  • Ruh: Manusia memiliki ruh yang ditiupkan oleh Allah SWT. (QS. Al-Hijr: 29). Ruh ini merupakan esensi manusia yang membuatnya menjadi makhluk hidup dan bernyawa.
  • Khalifah: Manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi (QS. Al-Baqarah: 30). Ini berarti manusia memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan memakmurkan bumi.

Dalam Islam, terdapat 4 tahap proses penciptaan manusia, yaitu:

  1. Tahap Jasad (Fisik/Tubuh)
  2. Tahap Ruh (Nyawa/Jiwa)
  3. Tahap Hayat (Kehidupan)
  4. Tahap Nafs (Nafsu/Jiwa yang menginginkan sesuatu)

Urutan tahapan proses penciptaan manusia adalah sebagai berikut:

  1. Tahap Jasad (Fisik/Tubuh) Pada tahap ini, Allah SWT menciptakan jasad atau tubuh manusia dari tanah (saripati tanah). Allah berfirman dalam QS. Al-Mu'minun ayat 12:
  2. "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah."

  3. Tahap Ruh (Nyawa/Jiwa) Setelah jasad terbentuk, Allah SWT meniupkan ruh (nyawa/jiwa) ke dalam jasad tersebut. Allah berfirman dalam QS. Al-Hijr ayat 29:
  4. "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan Aku telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud."

  5. Tahap Hayat (Kehidupan) Dengan adanya ruh dalam jasad, maka terciptalah kehidupan dalam diri manusia. Allah berfirman dalam QS. Al-Mulk ayat 2:
  6. "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya."

  7. Tahap Nafs (Nafsu/Jiwa yang menginginkan sesuatu) Setelah jasad, ruh, dan hayat terbentuk, maka dilengkapi dengan nafs (nafsu/jiwa yang menginginkan sesuatu) dalam diri manusia. Allah berfirman dalam QS. Asy-Syams ayat 7-8: "Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya."


b. Potensi Manusia

Manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang dan mencapai kesempurnaan. Potensi ini meliputi:

  • Potensi Intelektual: Kemampuan untuk berpikir, bernalar, dan memahami ilmu pengetahuan.
  • Potensi Moral: Kemampuan untuk membedakan baik dan buruk, serta berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral.
  • Potensi Emosional: Kemampuan untuk merasakan dan mengelola emosi.
  • Potensi Fisik: Kemampuan untuk bergerak, beraktivitas, dan menjaga kesehatan.
  • Potensi Spiritual: Kemampuan untuk mengenal Allah SWT., beriman, dan beribadah kepada-Nya.


c. Hubungan Filsafat Pendidikan Islam dengan Pengembangan Potensi Manusia

Filsafat Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam pengembangan potensi manusia. Peran ini diwujudkan melalui beberapa hal, yaitu:

1. Memahami Hakikat Manusia:

Filsafat Pendidikan Islam memberikan landasan filosofis tentang hakikat manusia. Manusia diyakini sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki potensi luar biasa, baik secara jasmani, rohani, intelektual, maupun sosial. Pemahaman ini menjadi dasar bagi pengembangan potensi manusia yang seimbang dan komprehensif.

2. Menentukan Tujuan Pendidikan:

Filsafat Pendidikan Islam menetapkan tujuan pendidikan yang sejalan dengan fitrah manusia, yaitu untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan ini memandu pengembangan potensi manusia agar selaras dengan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan.

3. Mengembangkan Kurikulum Pendidikan:

Filsafat Pendidikan Islam menjadi acuan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan yang Islami. Kurikulum ini dirancang untuk mengembangkan seluruh potensi manusia, termasuk aspek intelektual, spiritual, moral, dan sosial.

4. Memilih Metode Pendidikan:

Filsafat Pendidikan Islam memberikan panduan dalam memilih metode pendidikan yang tepat untuk mengembangkan potensi manusia. Metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pendidikan dan hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT.

5. Membentuk Karakter Manusia:

Filsafat Pendidikan Islam menekankan pentingnya pembentukan karakter manusia yang mulia. Pendidikan Islam bertujuan untuk melahirkan manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan memiliki kepribadian Islam yang utuh.

6. Mempersiapkan Manusia untuk Kehidupan yang Bermakna:

Filsafat Pendidikan Islam mempersiapkan manusia untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Pendidikan Islam membantu manusia untuk memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai khalifah di muka bumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERADABAN ISLAM PERIODE KHULAFA`AR-RASYIDIN

PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD I

PERADABAN ISLAM PERIODE DINASTI ABBASIYAH