PEMIKIRAN SAYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS TENTANG PENDIDIKAN

  SAYED MUHAMMAD NAQUIB AL-ATTAS 


Syed Muhammad al Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin al Attas, Sayyid Muḥammad Naqīb al-ʿAṭṭāsLahir di Bogor, Jawa Barat, Indonesia pada 5 September 1931, dalah seorang cendekiawan dan filsuf Muslim terkemuka dari Malaysia. Keturunan keluarganya dapat ditemui selama beribu-ribu tahun melalui silsilah Sayyid dalam keluarga Ba'alawi di Hadramaut dengan silsilah yang mencapai Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad.Beliau dikenal sebagai pakar dalam bidang teologi, filsafat, metafisika, sejarah, dan sastra. Al-Attas juga merupakan pelopor konsep "Islamisasi Ilmu Pengetahuan", adalah sebuah gagasan untuk mengintegrasikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam ke dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Riwayat Hidup:

  • Al-Attas menempuh pendidikan di berbagai institusi, termasuk:

    • Sekolah dasar di Johor, Malaysia
    • Madrasah al-'Urwatu'l-Wuthqa di Sukabumi, Indonesia
    • English College di Johor
    • Royal Military Academy di Sandhurst, Inggris
    • University of Malaya di Singapura (BA)
    • McGill University di Kanada (MA)
    • School of Oriental and African Studies, University of London (Ph.D)
  • Mengajar di Universitas Malaya selama 20 tahun, dan kemudian mendirikan Institut Pemikiran dan Peradaban Islam Internasional (ISTAC) di Kuala Lumpur pada tahun 1987.

Pemikirannya tentang Pendidikan:

Al-Attas memiliki pandangan yang unik tentang pendidikan. Beliau berpendapat bahwa pendidikan haruslah berpusat pada pengembangan diri manusia secara menyeluruh, tidak hanya pada aspek intelektual saja. Pendidikan Islam, menurut beliau, harus bertujuan untuk Islamisasi jiwa, raga, dan pikiran manusia.

Beberapa poin penting dalam pemikiran Al-Attas tentang pendidikan:

  • Pendidikan haruslah berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Nilai-nilai ini harus ditanamkan dalam diri peserta didik sejak usia dini.
  • Pendidikan haruslah holistik dan seimbang. Pendidikan tidak hanya fokus pada pengembangan intelektual, tetapi juga moral, spiritual, dan fisik.
  • Guru haruslah menjadi teladan bagi muridnya. Guru haruslah memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kurikulum pendidikan haruslah islami. Kurikulum harus memuat materi-materi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan bertujuan untuk mengembangkan karakter Islami pada peserta didik.

Pemikiran Al-Attas tentang pendidikan telah banyak memberikan pengaruh kepada pemikiran pendidikan Islam di seluruh dunia. Beliau dianggap sebagai salah satu pemikir Islam yang paling penting di abad ke-20.

  1. Tujuan Pendidikan: Menurut Al-Attas, tujuan utama pendidikan adalah membentuk manusia yang baik (insan kamil). Ini mencakup:
  • Mengembangkan individu yang memiliki adab (akhlak mulia)
  • Menanamkan pemahaman yang benar tentang realitas dan kebenaran berdasarkan worldview Islam
  • Membentuk manusia yang sadar akan posisinya dalam tatanan penciptaan dan hubungannya dengan Tuhan
  1. Kurikulum: Al-Attas menekankan pentingnya kurikulum yang terintegrasi, meliputi:
  • Ilmu-ilmu agama (fardhu 'ain): tauhid, fiqh, tasawuf, dll.
  • Ilmu-ilmu rasional dan filosofis (fardhu kifayah): sains, matematika, logika, dll.
  • Integrasi antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu modern dalam kerangka worldview Islam
  • Penekanan pada bahasa Arab sebagai bahasa ilmu pengetahuan Islam
  1. Metode Pendidikan: Al-Attas mengusulkan beberapa metode, antara lain:
  • Metode ta'dib: pendekatan holistik yang mencakup aspek intelektual, spiritual, dan moral
  • Penggunaan metafora dan analogi untuk menjelaskan konsep-konsep kompleks
  • Penerapan logika dan penalaran dalam proses pembelajaran
  • Kombinasi antara metode tradisional (seperti hafalan) dan metode modern
  1. Pendidik: Peran pendidik menurut Al-Attas:
  • Menjadi teladan dalam hal adab dan akhlak
  • Memiliki pemahaman mendalam tentang worldview Islam
  • Mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu modern
  • Berperan sebagai pembimbing spiritual dan intelektual bagi peserta didik. 
  1. Peserta Didik: Karakteristik peserta didik yang diharapkan:
  • Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas: peserta didik harus memiliki sifat sabar, peserta didik harus menghormati pendidik, pelajar wajib mempunyai karakter yang baik, dan peserta didik harus memiliki semangat dalam menuntut ilmu.
  1. Evaluasi: Konsep evaluasi menurut pemikiran Al-Attas:

  • Evaluasi tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga spiritual dan moral
  • Penilaian terhadap pemahaman peserta didik tentang worldview Islam
  • Evaluasi kemampuan peserta didik dalam mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dan modern
  • Penilaian terhadap pengembangan adab dan akhlak peserta didik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERADABAN ISLAM PERIODE KHULAFA`AR-RASYIDIN

PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD I

PERADABAN ISLAM PERIODE DINASTI ABBASIYAH